Selasa, 28 Mei 2013

Another tugas patologi :D

Jadi ceritanya sebelum nekropsi, kami ujian teori dulu,,nah,,kira2 inilah tugas yang diberikan dosen karena jawaban kami sepertinya kurang memuaskan hehehehhe..
semoga bermanfaat ^^



1. Cari perbedaan antara tumor ganas dan tumor jinak.
            Tumor atau yang biasa dikenal dengan neoplasia ialah massa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan normal, dan tumbuh terus menerus meskipun rangsang yang menimbulkannya telah hilang (Pringgoutomo 2002). Sel tumor mengalami transformasi karena sifatnya yang terus- menerus membelah. Hal ini berbeda dengan sel normal yang pembelahannya terkendali.
            Menurut Kusewitt dan Rush (2007), berdasarkan sifat biologiknya tumor dapat dibedakan menjadi tumor yang bersifat jinak (benign) dan tumor yang bersifat ganas (malignant). Adapun perbedaannya dirangkum dalam tabel berikut.
Karakteristik
Benign
Malignant
Differensiasi
Penampilan terdiferensiasi dengan baik, struktur menyerupai jaringan normal, terdapat sedikit atau bahkan tidak ada anaplasia.
Biasanya tidak berdiferensiasi dengan baik, struktur berbeda dan ada variasi dari anaplasia.
Kecepatan Pertumbuhan
Lambat, ekspansi progresif, jarang terdapat sel mitosis, jikapun ada merupakan sel mitosis normal.
Pertumbuhan lambat  sampai cepat, banyak terdapat sel mitosis, beberapa merupakan sel mitosis abnormal.
Invasi Lokal
Tidak terdapat invasi, pertumbuhan kohesif dan ekspansif, biasanya berkapsul.
Ada lokal invansi, pertumbuhan infiltrasi, biasanya tidak berkapsul.
Metastasis
Tidak ada metastasis
Seringkali terdapat metastasis.

            Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor terhadap jaringan asalnya yang terlihat dari gambaran morfologik. Proliferasi tumor menyebabkan penyimpangan bentuk, susunan, dan fungsi sel sehingga sel tumor tidak mirip dengan sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang terdiferensiasi dengan baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang tidak berdiferensiasi menunjukkan gambaran sel primitif dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya. Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi dengan baik, sedangkan tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai ke tidak berdiferensiasi.
            Tumor jinak biasanya tumbuh lambat, sedangkan tumor ganas cepat. Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas akan tumbuh lebih cepat dibanding tumor jinak.
            Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan menginfiltrasi, invasi, atau penyebaran yang jauh seperti pada tumor ganas. Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan-lahan maka biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan atau disebut dengan kapsul, yang memisahkan jaringan tumor dengan jaringan sehat disekitrnya. Tumor ganas tumbuh secara progresif, invasif, dan merusak jaringan sekitarnya (infiltrasi jaringan), sehingga seringkali tidak berbatas tegas dari jaringan sekitarnya.
            Metastasis adalah penyebaran tumor ke tempat lain, seringkali jauh dari tempat asalnya. Umumnya tumor yang lebih anaplastik, akan lebih cepat tumbuh sehingga kemungkinan terjadi metastasis lebih besar. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak tidak.
Pustaka :
Kusewitt DF, Rush LJ. 2007. Neoplasia and Tumor Biology. Dalam Pathologic Basis of Veterinary Disease 4th Ed. Missouri : Mosby Elsevier.
Pringgoutomo S, Himawan S, Tjarta A. 2002. Buku Ajar Patologi I (Umum) Edisi ke-1. Jakarta : Sagung Seto

2. Hubungan antara diabetes dan asidosis.
            Diabetes merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah meningkat yang sebabkan oleh adanya gangguan pada fungsi atau jumlah insulin dalam darah. Ketika terjadi diabetes, jumlah insulin dalam darah berkurang menyebabkan jumlah glukosa dalam darah yang memasuki jaringan juga akan berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan glukosa jaringan, maka terjadi proses glukogenesis dan glukoneogenesis. Akibatnya terjadi pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati. Badan keton bersifat asam, dan bila banyak bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik.
Pustaka:
Ressang, AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Denpasar: Team Leader IFAD Project

3. Sebutkan jenis-jenis shock dan patogenesisnya.
            Shock (shock) merupakan kolapsnya sistem kardiovascular karena dishomeostasis sirkulasi yang berkaitan dengan ketiadaan atau berkurangnya volume darah dalam sirkulasi (Mosier 2007). Shock terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.    Shock hipovolemik merupakan tipe shock yang paling umum ditandai dengan penurunan volume intravascular. Kondisi-kondisi yang menyebabkan terjadinya shock hipovolemik adalah kehilangan darah dikarenakan adanya hemoragi, atau karena kehilangan cairan tubuh akibat vomit, diare, atau terbakar. Ketika darah yang hilang mencapai 35%-45%, tekanan darah dan cardiac output dapat jatuh/kolaps secara drastis.
2.     Shock Kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Shock kardiogenik dapat disebabkan oleh infark miokardium, tachycardia ventricular, kardiomiopati, kerusakan katup, obstruksi aliran darah dari jantung (adanya emboli), atau disfungsi jantung lainnya.
3.    Shock maldistributif terjadi ketika volume darah secara abnormal berkurang dalam pembuluh darah perifer. Shock maldistributif dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis (syaraf) atau oleh pelepasan mediator kimia (sitokin)  yang disebabkan oleh situasi trauma, stres, hispersensitifitas sistemik akibat alergi atau dapat pula karena endotoksemia. Berbagai mekanisme yang menyebabkan terjadinya kondisi shock maldistributif dibagi menjadi 3 tipe :
            a. Shock Neurogenik
     Pada shock neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal, ketakutan, stres, dan kerusakan sistem saraf.
            b. Shock Anafilaktik
     Shock anafilaktik merupakan kondisi umum dari hipersensitivitas tipe I. Penyebab umum dari shock ini ialah adanya paparan terhadap alergen serangga atau tanaman, obat-obatan, atau vaksin.
            c. Shock Septik
     Shock septik adalah bentuk paling umum shock maldistributif yang berkaitan dengan maldistribusi darah. Pada kejadian shock septik, terjadi vasodilatasi perifer yang disebabkan oleh komponen dari bakteri atau fungi yang menginduksi pelepasan vascular dan mediator inflamasi secara berlebihan. Penyebab utama shock ini adalah endotoksin, yaitu LPS-complex dari dinding sel bakteri gram negatif.
Pustaka:
Mosier DA. 2007. Vascular Disorders and Thrombosis. Dalam Pathologic Basis of Veterinary Disease 4th Ed. Missouri : Mosby Elsevier.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar