udah minggu kedua setelah UTS nih,,dan gw masih belum menemukan feel and semangat untuk belajar.
kalian tau apa rasanya kuliah tapi bukan dari lubuk hati terdalam?
ada niatan...tapi sebenarnya bukan sekarang..yaa bgitulaaahh
demi bahagiain ortu aja ini sebenarnya...
ngikutin ortu aja...
dengan kondisi seperti ini sih kalo gw didepak dari ni kampus jg ga masalah sih,,tp sampe saat ini gw bertahan hanya demi ortu aja...
gimana yaaa biar semangat belajar?
gue tau cara gw ini salah,,yaa itu... karena dimulai dengan kesalahan.
mahasiswa pascasarjana itu harus rajin dan semangat belajar...dah ga jaman lagi nunggu2 perintah dosen.
tapi ntah knapa..sebenarnya niatan itu ada bangett!!
tapi yaa gini,,,setiap kali mau ngenet selalu aja internetnya ga jalan. WTH!!!!
gw udah jauh2 ke perpus kampus..tempat yang seharusnya menjadi surga bagi para pencari ilmu. tapi sinyalll?? nonsen bro!!!
terus gw pny modem,,tp lagi2 WTH, sinyal penyedia jasa internet kaga ada yg ceto nyampe kost gw! ohmaiGod..cobaan apa ini..masa iya gw kudu pindah kostan demi cari sinyal?
ibarat perumpamaan untuk miara gajah harus hancurin rumah demi bikin kandang gajah. ga cucoklah!
jadi salah siapa? salah kampus gue? salah kota dramaga dimana kampus gw berada? atau salah gw? hahahahaa mungkin kalo kata dosen gw sih yaa its your problem..
yaa betul. its my problem, hmmm jadinya gw lagi ngendon di perpus kampus nih... pake tetring dari HP.
"Nah tuh bisa!"
yaa bisa..tapi sinyal hp gw kalo udah nyampe kost kaga aktip cuk! kaga bisa buat tetring.
damn... :((((((
yasudhlah nasib gw...ditakdirkan kul disini.
akh,,seandainya gw bisa kul di almamater emak bokap gw dijogja..mgkn gw udh bahagia. :')
gue hanya letih menghadapi sgala rutinitas yg ga dari hati gw.
saat ini hanya ini saja yg bisa kulakukan utkmu mama,papa,
liat nanti aku udah sukses..aku akan bahagiain kalian.
sekarang mungkin dengan cara ini dulu yaaa :'))))
with love,
<3
Jumat, 21 November 2014
Kamis, 23 Oktober 2014
KEBERADAAN BAKTERI LISTERIA MONOCYTOGENES PADA PRODUK PANGAN HASIL PERAIRAN
hai guys,,jumpa lagi..
kali ini gw mau share nih hasil makalah gw yg berkaitan ama suatu bakteri yang bagi masyarakat awam mungkin belum terlalu familiar..yaitu Listeria. Padahal yaa..bakteri ini merupakan salah satu ancaman foodborne disease terutama bagi bahan pangan dalam kondisi dingin terkait kemampuan bakteri ini untuk bertahan dalam kondisi dingin dimana banyak bakteri lain udah non aktif dalam suhu rendah. Oke yaa..monggo :)
The
European Union summary report on trends and sources of zoonoses, zoonotic
agents and food-borne outbreaks in 2009. EFSA Journal 2011 9(3); 2090:1–378. Tersedia
pada: http://www.efsa.europa.eu/en/efsajournal/ pub/3129.htm.
Accessed
2014 April 25.
Nahh...udah tau kan bahayanya dari bakteri ini?
sooo..untuk kamu kamu sebaiknya memastikan makanan yang kamu makan itu bersih dan terbebas dari cemaran bakteri jahat :)
salammmmm
dohe ^^
kali ini gw mau share nih hasil makalah gw yg berkaitan ama suatu bakteri yang bagi masyarakat awam mungkin belum terlalu familiar..yaitu Listeria. Padahal yaa..bakteri ini merupakan salah satu ancaman foodborne disease terutama bagi bahan pangan dalam kondisi dingin terkait kemampuan bakteri ini untuk bertahan dalam kondisi dingin dimana banyak bakteri lain udah non aktif dalam suhu rendah. Oke yaa..monggo :)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bakteri
Listeria monocytogenes merupakan salah satu spesies dari bakteri Listeria yang bersifat patogen dan
menjadi penyebab listeriosis. Bakteri ini secara alami terdapat di lingkungan
terestrial dan memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang biak dalam lingkungan
dengan kondisi dingin. L. monocytogenes
dapat mengkontaminasi berbagai bahan pangan sehingga outbreak listeriosis
seringkali dikaitkan dengan makanan yang tercemar oleh bakteri Listeria (European Food Safety
Authority 2013).
Konsumsi
makanan laut atau yang lebih dikenal dengan seafood
akhir-akhir ini mengalami peningkatan dikarenakan semakin meningkatnya
kesadaran konsumen akan pentingnya nutrisi dan kualitas makanan. Seafood diketahui mengandung banyak
protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh serta asam lemak tidak
jenuh yang dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit jantung. Selain itu
seafood juga memiliki konsistensi yang lunak dan mudah dicerna (Ghanbari et al. 2013).
Semakin
banyaknya kebutuhan manusia akan seafood
menyebabkan semakin tinggi pula kesadaran akan keamanan pangan untuk produk seafood sehingga dibentuklah suatu
regulasi prosedur mengenai produk seafood.
Hal ini dilakukan setelah diketahui bahwa penyebaran patogen melalui seafood sangat berbahaya. The Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF)
di Uni Eropa menyatakan bahwa seafood
menempati urutan kedua setelah sayuran dalam hal bahan pangan yang harus diwaspadai.
Berdasarkan data dari kasus yang terjadi di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan
Jepang, keberadaan bakteri L. monocytogenes
dalam produk makanan merupakan salah satu penyebab adanya penolakan dan
penahanan produk dalam perdagangan seafood internasional. Oleh karena itu,
kontaminasi dari L. monocytogenes memiliki
dampak yang signifikan pada perdagangan seafood yaitu dapat menyebabkan
kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung (Norhana et al. 2010).
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas
kontaminasi L. monocytogenes pada
berbagai tahap produksi seafood serta
menggambarkan kondisi alami L. monocytogenes
dalam produk makanan hasil perairan di berbagai lingkungan serta kondisi
pengolahan dan penyimpanan dan kemungkinan dari terjadinya wabah listeriosis.
TINJAUAN PUSTAKA
Listeria merupakan bakteri gram positif,
berbentuk batang, bersifat patogen intraseluler, dan fakultatif anaerob sampai
mikroaerofilik (Sukhadeo & Trinad 2009). Meskipun genus Listeria terdiri dari 10 spesies, namun kasus
listeriosis yang sering terjadi hampir sebagian besar disebabkan spesies Listeria monocytogenes (European Food
Safety Authority 2013). L. monocytogenes
dapat hidup dimana saja, secara alami berada di lingkungan bebas, perairan
tawar dan asin, manur ternak, serta pada berbagai makanan mentah yang sesuai
untuk tumbuh kembangnya bakteri ini. L. monocytogenes tahan terhadap pH
rendah, dan memiliki toleransi tinggi sampai moderat terhadap
konsentrasi NaCl yang tinggi (sampai 28%
w/v) serta tahan pada temperatur beku. Bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang
selama proses pendinginan dan dapat bertahan pada lingkungan dengan kandungan
air yang relatif rendah (Ghanbari et al.
2013).
Listeria
monocytogenes memiliki kemampuan untuk hidup dalam lingkungan
industri makanan selama bertahun-tahun. Infeksi L. monocytogenes
melalui makanan pada manusia terutama berkaitan dengan makanan siap saji (ready
to eat). Kontaminasi
bakteri ini pada tahap pasca
produksi makanan merupakan masalah
kritis dalam kesehatan masyarakat. Bakteri L.
monocytogenes termasuk dalam foodborne pathogen yang dapat
menyebabkan listeriosis terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti
bayi, orang lanjut usia (lansia), wanita hamil, dan penderita immunodeficiency.
Infeksi yang disebabkan oleh L. monocytogenes terutama dapat menyebabkan
septikemia dan meningitis dengan tingkat mortalitas yang tinggi (Lomonaco et
al. 2009).
Terdapat dua bentuk gejala klinis yang diakibatkan oleh infeksi L.
monocytogenes yaitu Listerial gastroenteritis (listeriosis bentuk
saluran pencernaan) dan invasive listeriosis (listeriosis bentuk
invasif). Gejala klinis yang ditimbulkan oleh listeriosis bentuk saluran
pencernaan di antaranya mual, muntah, kram perut, dan diare. Listeriosis bentuk
invasif diakui sebagai foodborne disease yang serius karena tingkat
keparahan gejala dan tingkat kematian yang tinggi yaitu 20-30% (Garrido et
al. 2008). Gejala klinis yang ditimbulkan oleh listeriosis bentuk invasif
yaitu meningitis, meningoensefalitis, dan septikemia, serta pada wanita hamil
dapat mengakibatkan kluron/abortus, kematian pada bayi yang baru lahir atau persalinan
prematur (Delgado 2008).
PEMBAHASAN
Saat ini infeksi dari L. monocytogenes merupakan sebuah masalah
penting dalam kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan kematian yang
tinggi (20% sampai 30%) terutama pada individu-individu beresiko. Di negara
berkembang, spesies ini merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat foodborne disease (Jemmi & Stephan
2006). Ancaman terbesar dari patogen ini terkait dengan keberadaannya pada
produk pangan beku yang memiliki masa penyimpanan panjang serta produk pangan yang
umumnya hanya membutuhkan sedikit atau bahkan tidak membutuhkan pemanasan
sebelum dikonsumsi. Seafood menempati tingkat pertama dari sekian banyak jenis
makanan siap saji yang beresiko tinggi tercemar bakteri ini.
Meskipun L. monocytogenes bukanlah organisme laut, namun bakteri ini dapat
diisolasi dari air laut (kemungkinan besar karena terbawa dari tanah).
Kemampuan L. monocytogenes untuk
hidup dimana saja termasuk di lokasi pengolahan makanan semakin memperbesar
kemungkinan bahwa air dan lingkungan pengolahan ikan sampai pada produk makanan
laut dapat terkontaminasi bakteri ini (Gram 2001). Berikut adalah beberapa
lingkungan dimana L. Monocytogenes
dapat ditemukan dan berpotensi menyebabkan wabah listeriosis.
Perairan
Listeria monocytogenes dapat ditemukan dalam air disekitar
daerah pertanian yang dapat mengalir dan memasuki perairan lain seperti danau
dan sungai (Gram 2001; Lyautey et al.
2007). Jumlah L. monocytogenes dalam
perairan dapat meningkat setelah ada pencemaran dari sumber-sumber lain seperti
feses atau limbah hewan disekitar peternakan. Tingkat kontaminasi L. Monocytogenes cenderung lebih tinggi di
laut daerah perkotaan atau daerah dengan kegiatan industri / pariwisata. Hal
ini karena limbah indutri atau aktivitas perkotaan yang dibuang langsung ke
laut akan mengkontaminasi ikan. Selain itu curah hujan juga dikaitkan dengan
peningkatan terbesar kontaminasi bakteri ini dari air permukaan (Mallin et al. 2009; Reifel et al. 2009; Sinclair et al.
2009; Stumpf et al. 2010). Oleh
karena itu, tambak memiliki risiko lebih besar berpotensi kontaminasi Listeria karena sungai dan permukaan
perairan lainnya akan memasuki tambak tersebut setelah hujan deras.
Ikan
Keberadaan Listeria monocytogenes di perairan tawar maupun asin menyebabkan bakteri ini
juga dapat ditemukan pada permukaan tubuh ikan yang hidup dalam air yang
terkontaminasi. Selain itu L. monocytogenes juga dapat ditemukan lapisan perut, insang, dan usus ikan, tetapi
jarang ditemukan pada daging kecuali tercemar dari sumber yang berbeda.
Menurut Souza et al (2008), pada umumnya
ada 2 kemungkinan rute kontaminasi pada ikan yaitu : 1) penyebaran Listeria
dari usus ke jaringan lain; 2) kontaminasi silang (dari peralatan dan
transportasi yang buruk). Dengan demikian, ikan segar yang terkontaminasi juga akan mempengaruhi
kualitas pada produk final, khususnya produk seafood siap saji. Pada
tingkat pengecer, grosir, dan importir, produk ikan segar maupun yang telah
dikemas ulang juga dapat mengalami kontaminasi oleh L. monocytogenes. Kontaminasi terjadi karena bakteri ini kontak
langsung dengan produk ikan saat proses perlakuan ataupun karena kontaminasi
sekunder dari peralatan penyimpanan.
Kerang
Kerang merupakan
sumber potensial penting lain penyebab foodborne
illness. Hal ini dikarenakan cara makan kerang yang dapat mengakumulasi
bakteri dari lingkungan perairan yang tercemar. Oleh karena itu, bakteri
patogen seperti Listeria banyak
ditemukan pada kerang (Ghanbari et al.
2013). Transmisi L. monocytogenes
melalui kerang, baik kerang sebagai pembawa ataupun sumber utama merupakan
salah satu penyebab infeksi L. monocytogenes pada manusia (Norhana et al. 2010). Selain kerang, infeksi L. monocytogenes juga terkait dengan produk
segar dan produk olahan dari udang, lobster, dan kepiting. Meskipun produk ini
mungkin terdapat L. monocytogenes,
namun tidak terlalu berisiko bagi sebagian besar konsumen karena mereka umumnya
dimasak sebelum dikonsumsi. Para peneliti menyatakan bahwa perlakuan panas pada
bahan baku selama proses produksi dan upaya pasca proses untuk menghindari kontaminasi
ulang secara signifikan dapat menurunkan kontaminasi Listeria spp. pada produk akhir.
Produk
Seafood dengan Pengawetan Minimum
Produk seafood dengan Pengawetan Minimum (Lightly preserved seafood - LPSPs)
merupakan bagian dari kelompok produk chilled,
yaitu penyimpanan makanan siap saji dengan pH >5.0 dan kandungan NaCl <6%
dari produk (Lyhs et al. 2002). Selama
beberapa dekade terakhir, L. monocytogenes
telah sering diisolasi dari LPSPs dan makanan siap saji, termasuk salmon asap
dalam kondisi panas atau dingin, gravad
fish, fermented fish, dan salad
ikan.
Produk seafood yang mengalami proses
pengasapan adalah salah satu makanan siap saji yang diketahui berpotensi
sebagai pembawa L. monocytogenes
Beberapa faktor penyebab kontaminasi pada produk seafood yang diawetkan dengan
proses pengasapan yaitu: 1) prevalensi yang relatif tinggi dari Listeria spp.
segera
setelah proses pengemasan akhir; 2) kemampuan patogen untuk tumbuh pada ikan
yang diasapkan; 3) kemungkinan terjadinya kontaminasi pada proses produksi dan (d) kemampuan toleransi Listeria monocytogenes terhadap suhu dingin dalam waktu lama.
Makanan awetan lain yang berisiko tinggi
mengandung L. Monocytogenes adalah gravad fish. Dalam proses ini, ikan
diawetkan dengan kandungan NaCl 3% sampai 6% (w / w) dan pH lebih dari 5. Produk
ini biasanya dikonsumsi tanpa pemanasan terlebih dahulu (Lyhs et al. 2002).
Makanan
Siap Saji
Makanan siap saji dipahami sebagai
makanan yang disimpan dalam kondisi dingin dan siap untuk konsumsi tanpa
tambahan perlakuan atau dimasak terlebih dahulu. Contoh produk yang termasuk
makanan siap saji adalah salad seafood,
deli salad, keju lunak, serta sayuran dan buah-buahan yang telah dikemas ulang.
Kurangnya tahap pemanasapan sebelum makanan dikonsumsi menyebabkan perlunya persiapan
higienis dan kondisi penyimpanan yang tepat untuk menjamin keamanan ini makanan
sepanjang masa penyimpanan.
Salah satu produk seafood siap saji adalah salad seafood.
Kontaminasi L. monocytogenes pada
salad seafood kini menjadi perhatian utama para pemerhati kesehatan. Keberadaan
L. monocytogenes dalam produk ini
dapat disebabkan oleh kontaminasi dari bahan baku atau karena kontaminasi
silang yang terjadi selama pengolahan, pengemasan, atau dalam proses penjualan
(Little et al. 2007).
Selain
salad, makanan siap saji lain yang juga beresiko tinggi adalah produk telur
ikan. Telur ikan yang awalnya steril dapat terkontaminasi saat proses pasca
panen. Produk telur ikan yang diasinkan merupakan salah satu makanan siap saji yang
umumnya tidak dimasak lagi sebelum dikonsumsi. Satu-satunya upaya mengurangi
kontaminasi pada produk telur ikan adalah dengan penggaraman, dan selanjutkan
tidak diberi perlakuan panas kecuali saat dicampur dengan hidangan lain yang
dimasak. L. monocytogenes, dapat
mencemari telur ikan selama produksi karena bakteri ini dapat ditemukan di lingkungan,
pabrik ikan, dan pengolahan ikan (Miettinen et
al. 2003; Shin & Rasco 2007).
Lingkungan
Pengolahan
Meskipun
bahan baku berpotensi tinggi sebagai penyebab kontaminasi L. monocytogenes di produk makanan laut namun
lingkungan pabrik pengolahan juga dapat berpengaruh penting. Salah satu upaya
meminimalisir potensi tersebut adalah dengan pemanasan. Sebagian besar produk seafood diberikan perlakuan pemanasan
yang dapat menghilangkan Listeria
sebelum dikonsumsi. Sehingga apabila rekomendasi aturan dan praktik kebersihan
diterapkan dengan baik maka kontaminasi silang dapat dihindari, dan kontaminasi
yang terjadi pada bahan baku tidak akan mencemari produk akhir.
Pada
dasarnya sulit untuk menentukan secara spesifik sumber kontaminasi dari
lingkungan di pabrik pengolahan. Namun diketahui bahwa pabrik pengolahan
makanan siap saji termasuk pisau, conveyor, serta saluran air dan lantai pabrik diketahui mengandungt L. monocytogenes dalam jumlah tinggi.
Lantai dan saluran air merupakan bagian yang sangat sulit untuk dibersihkan dan
dijaga untuk tetap bebas dari Listeria.
Salah satu alasan L. Monocytogenes
tetap dapat ditemukan di lingkungan pabrik adalah karena kemampuannya untuk
membentuk biofilm (Gandhi & Chikindas 2007; Srey et al. 2013). Faktor ini menjadi tantang utama dalam upaya
mengeliminasi bakteri ini. L. monocytogenes
dapat menghasilkan biofilm pada permukaan plastik (misalnya, pada conveyor yang
digunakan di pabrik-pabrik ikan).
Carpentier
dan Cerf (2011) menyarankan beberapa upaya penting untuk mengontrol bakteri Listeria dalam lingkungan pengolahan
bahan baku. Aturan utama yaitu menghindari paparan air pada produk. Pembatasan
ini tidak mudah dilakukan pada bahan baku, tetapi sangat mungkin dilakukan pada
makanan siap saji setelah pengolahan. Hal penting lain adalah membersihkan
lantai sekitar peralatan untuk menghindari kontaminasi peralatan oleh bakteri di
lantai. Selain itu, pertumbuhan bakteri harus dihambat dengan upaya menurunkan
suhu, membatasi kotoran, dan pengeringan. Kontaminasi sekunder dapat terjadi
selama masa persiapan dalam proses pengolahan dan juga selama penyimpanan di
retail. Oleh karena itu daerah lembab harus dipantau secara hati-hati selama
proses karena pada daerah ini L. Monocytogenes
dapat beradaptasi dan menyebar melalui unit pengolahan. Hal penting lain ialah
dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti desain yang tepat pada peralatan
pengolahan makanan, instruksi kerja yang rinci bagi karyawan, rotasi jadwal pekerjaan
yang direncanakan, dan monitoring terhadap pembersihan dan prosedur disinfeksi pada
fasilitas produksi.
SIMPULAN
Listeria monocytogenes secara alami terdapat di
lingkungan terestrial dan memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang biak
dalam lingkungan dengan kondisi dingin. Bakteri ini dapat mengkontaminasi
berbagai bahan pangan terutama produk hasil perairan karena berkaitan erat dengan
kandungan bakteri ini dalam sejumlah perairan tercemar.
Oleh
karena itu sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama
pihak-pihak terkait dengan proses pengolahan pasca panen produk makanan mengenai upaya-upaya keamanan pangan
sejak pembelian, transportasi, penyimpanan, dan penanganan makanan terutama
makanan hasil perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous
2013. The Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF) for 2012. Commission. Tersedia
pada: ec.europa.eu/food/food/rapidalert/ index_en.htm. Accessed
2014 April 25.
Carpentier B,
Cerf O. 2011. Review – persistence of Listeria monocytogenes in
food industry equipment and premises. Intl J Food Microbiol 145:1–8.
Delgado
AR. 2008. Listeriosis in Pregnancy. J Mid Women’s Health 53 : 255-259.
EFSA (European Food Safety Authority) and ECDC (European Centre
for Disease Prevention and Control). 2011. Scientific report of efsa and ecdc.
Garrido
V, Torroba L, Garcia-Jalon I, Vitas AI. 2008. Surveillance of listeriosis in
Navarre, Spain, 1995-2005-epidemiological patterns and characterisation of
clinical and food isolates. Euro Surveillance 13 : 19058.
Ghanbari M, Jami
M, Domig KJ, Kneifel W. 2013. Seafood biopreservation by lactic acid bacteria –
a review. LWT – Food Sci Technol
50(2):315–24.
Gram
L. 2001. Potential hazards in cold-smoked fish: Listeria monocytogenes. J Food Sci 66:S1072–81.
Little
CL, Taylor FC, Sagoo SK, Gillespie IA, Grant K, McLauchlin J. 2007.
Prevalence and
level of Listeria monocytogenes and other Listeria species in
retail
pre-packaged mixed vegetable salads in the UK. Food Microbiol 24 : 711–7.
Lomonaco S, Decastelli L, Nucera D, Gallina S, Bianchi DM,
Civera T. 2009. Listeria monocytogenes in Gorgonzola: subtypes diversity
and persistence over time. Int J of Food Microb 128 : 516-520.
Lyautey
E, Lapen DR, Wilkes G, McCleary K, Pagotto F, Tyler K, Hartmann A, Piveteau P,
Rieu A, Robertson WJ, Medeiros DT, Edge TA, Gannon V, Topp E. 2007.
Distribution and characteristics of Listeria monocytogenes isolates from
surface waters of the south nation river watershed, Ontario, Canada. Appl Environ Microbiol 73:5401–10.
Lyhs
U, Korkeala H, Bj¨orkroth J. 2002. Identification of lactic acid bacteria
from spoiled,
vacuum-packaged ‘gravad’ rainbow trout using ribotyping.
Intl J Food
Microbiol 72:147–53.
Mallin
MA, Johnson VL, Ensign SH. 2009. Comparative impacts of stormwater runoff on
water quality of an urban, a suburban, and a rural stream. Environ Monit Assess 159:475–91.
Miettinen H,
Arvola A, Luoma T, Wirtanen G. 2003. Prevalence of Listeria
monocytogenes in, and
mircobiological and sensory quality of, rainbow trout, whitefish, and vendance
roes from Finnish retail markets. J Food Prot 66:1832–9.
Norhana MNW,
Poole SE, Deeth HC, Dykes GA. 2010. Prevalence, persistence and control of
salmonella and Listeria in shrimp and shrimp products: a review. Food
Control 21:343–61.
Reifel KM,
Johnson SC, DiGiacomo PM, Mengel MJ, Nezlin NP, Warrick JA, Jones BH. 2009.
Impacts of stormwater runoff in the Southern California bight: relationships
among plume constituents. Cont Shelf Res
29:1821–35.
Shin J-H, Rasco
BA. 2007. Effect of water phase salt content and storage
temperature on Listeria monocytogenes
survival in chum salmon (Oncorhynchus keta) roe and caviar (ikura).
J Food Sci 72:M160–5.
Sinclair A, Hebb
D, Jamieson R, Gordon R, Benedict K, Fuller K, Stratton GW, Madani A. 2009.
Growing season surface water loading of fecal indicator organisms within a
rural watershed. Water Res
43:1199–206.
Souza VMD, Alves
VF, Destro MT, De Martinis ECP. 2008. Quantitative evaluation of Listeria
monocytogenes in fresh and processed surubim fish (Pseudoplatytoma sp).
Braz J Microbiol 39:527–8.
Stumpf CH,
Piehler MF, Thompson S, Noble RT. 2010. Loading of fecal indicator bacteria in
North Carolina tidal creek headwaters: hydrographic patterns and terrestrial
runoff relationships. Water Res
44:4704–15.
Sukhadeo
BB, Trinad C. 2009. Molecular mechanisms of bacterial infection via the gut. Cur
Topics Microbiol Immunol 337:173-195.
Nahh...udah tau kan bahayanya dari bakteri ini?
sooo..untuk kamu kamu sebaiknya memastikan makanan yang kamu makan itu bersih dan terbebas dari cemaran bakteri jahat :)
salammmmm
dohe ^^
Jumat, 26 September 2014
again..again...berpacu dalam IPB!
Hallo blogger..
lamo tak jumpo.. hehehe
gileeeee.....udah lama banget sebenarnya memang daku tak online dari laptop... maklum sibuk (sok iye!) hahaa
well..trakhir postingan gw adalah tentang gelar kelulusan gw pasca sidang kompre,,haha aduh jadi kangen lagi mengenang masa2 bareng2 sahabat :')
sekarang udah pada berceceran kemana-kemana hiks :(
in this moment i wanna say: i miss you guys :') really miss you...
semoga suatu hari kita bisa berjumpa lagi yah,,dalam kondisi yg lebih baik,,hehehehe :P
well..
dalam beberapa bulan pasca lulus..
fyi: setelah sidang kompre drh kemarin, masih ada wisuda dokter hewan, dilanjutkan dgn sumpah dokter hewan..dan dilanjutkan lagi dengan ujian kompetensi dokter hewan..
fiuhhh,,perjalanan yang panjang bukan?? :) makanya kami bangga dengan profesi ini bung, susah dan penuh perjuangaaaann banget buat mindahin gelar SKH dibelakang nama menjadi DRH didepan nama hehehe
yak, maksud gw tadi beberapa bulan pasca wisuda dan setelah berpisah dengan temen2...gw mulai galau..
APAAAAAAA????? *ala mas adi di Tetangga Masa Gitu :D
Yak,tepat.. saya GALAU pemirsah!
temen2 udah pada cari kerja,,lamar kesana kemari..
tapi gw? hiks
setelah diskusi dgn ortu.. yak ortu adalah my best partner buat diskusi ttg masa depan... ortu gw ga ngizinin gw utk kerja sesuai keinginan gw..hikss
sedih deh..padahal kan gw pgn banget bisa jd praktisi..atau gak jd manager prusahaan yg bisa mobile kesana kemari,,,rapat kesana kemari..hahahahha *parlentee abisss :P
yah intinya papa ga ngebolehin kerja swasta..krn bakalan capek katanya...hidup hanya utk kerja dan diperas ama perusahaan.. hikks (dont be angry yaa teman2 yg swasta..maklum pemikiran orang tua :) )
memang sih kerja swasta capek, tapi lebih idealis bukan??? you just do what should you do,.. maksud gw misal nih : kalo gw sbg drh kalo nemuin penyakit rabies dikota A gw bisa dgn lantang bilang bahwa itu rabies.. tapi kalo udah terkait ama unsur politis...ga mungkin kan gw koar2 di koran kalo gw nemuin kasus rabies di klinik gw dan kemungkinan menyebar di kota A.. yg ada bisa ditabok aparatur2 negara lain hahahaa
Trus papah bilang, kalau kamu memang mau buka klinik jg boleh tapi nanti aja kalo udah ada kerjaan tetap yang jelas,,
waduh..sepertinya ortu agak susah diajak berunding tentang hal ini.
baiklah...
sebagai anak yang baik.,gw nurut aja dah maunya ortu apa *manatau disuruh merid ajah ahahhaa LOL
tapiiiiii
engggg inggg engggg...
tiba2 tercetuslah kalimat : UDAH, KAMU KULIAH LAGI AJA S2 YAH DI IPB!
WHATTTT??
jegeeerrr.. tiba2 petir menyambar,,angin bergemuruh...kodok2 berlompatan...monyet2 menari2...kecoa2 bermunculan (haduh ini apaan sih knpa hewan2 pd ikutan muncul, wkwkwk)
waduh..matikk gueee...
tadinya sbenarnya pas tau udah mau cabut dari IPB udah seneng banget hahahaha
secara udah bosen dan mati gaya banget men hidup disini. bukan karena IPB nya sih,,tp karena DRAMAGA nya.
yak, mungkin buat orang yang belum tau IPB mikirnya IPB ada di BOGOR..sebuah kota metropolitan yang geholl canggih dll,,
ooooo tidak saudara2...
anda tertipu! HA HA HA HA,.... *lagi-lagi ketawa ala mas adi di Tetangga Masa Gitu hahaha
IPB S1 dan semua fakultas2nya ada di Kab. Bogor yaitu di Dramaga.
yahhh mungkin dilain kesempatan boleh juga gw critain disini...biar tauuu gimana kondisi kegeholan kami anak2 IPB dalam melawan kemacetan lalu lintas jalan hahaha
*gw yakin banget smua anak IPB pasti pernah status ttg macet yang sangaaat amaaaat paraaaahh di jalan dramaga-Laladon..dan jg ttg kemacetan di kota Bogor..yah kalo Bogornya bisa dimaklumi sih.. yuuu maklummm :D
nahh gitu deh pokoknya disuruh kuliah lagi,,,hiksss
males bgt sbnrnya,.
gw bukan anak yg tekun banget belajar sebenernya....hnya anak biasa yg berhasrat tinggi bisa sering jalan2 keluar negeri tapi ngomong bhs inggris jg ga lancar2 amat! hahahaha
tp ga papalah yaa bermimpi tinggi :)
terus dikasi pilihan..mau di bagian apa.....
hmm...bagiann apaaa yaaa???
hehehehehe
yahh..bagian ini next time ajaaa yaa disambung lagiii :P
xoxo,
DoHe Muda
^_^
Kamis, 17 April 2014
welcome new status!
haloo haloo semua,,
setelah sekian lama ga ngeblog,,akhirnya sekarang bersemangat lagi buat nulis hihhhi
well, kali ini gw pengen ngebagiin kabar bahagiaa...bukan tanggal nikah atau tanggal ulang tahun..
tapiiiii......karena sekarang..status gw udah berubah,,,bukan cadohe lagii,,tapi dohe boo!! hahha :D
yoi,, tepatnya tanggal 17 maret 2014! tepat 1 bulan lalu!! :)
what a day! ^.^
dikesempatan kali ini gw bner2 pengen ngucapin terimakasih yang terutama udah pasti buat Tuhan Yesus, my SUPER HERO, MY SAVIOUR, MY SUPER GUARD, SUPER segala2nya,, terimakasih atas segala berkat yang melimpah selama hidupku.. buat orang tua jg pastinya,, 23,5 tahun gw hidup dengan bimbingan mereka,,baik doa maupun finansial ,,hehe,, selain itu jg udah pasti buat my big family,,atas doa n dukungannya..
eng ing eng..siapaaa lagiii yaaa?
hiakaka,,biasanya yg bagian ini nii yg bkin penasaran hihihi
selanjutnya..
yang paling utama buat my best partner kali yaa nyebutnya..sebut saja namanya ronald hehe..
udah bantu banyak bangetttt selama s1, dari mulai temen diskusi ttg bahan kuliah, temen diskusi skripsi sampe mau sidang sarjana juga dibantuin blajar sama doi,,
pas koas apalagi..!!! super partner deh hehe..
terimakasih yaa sayang..udah banyaaak banget bantuin akuuu slama ini <3
my best partner |
teruss..buat my partner jg nih partner sidang hiakakaa,, bro Agung Sudomo, nama fezbuknya (barangkali ada yg mau add wkwk) nycticebus agung. dulu jaman belom kenal,,kirain anaknya sangar,,eh takdir berkata lain ternyata koasnya kita seangkatan,,walaupun ga pernah sekelompok tp dari ngobrol2 sesama anak koas,,baru deh tau asikk jg anaknya (ciee) haha
ceritanya, sebelum sidang kami belajar bareng ni,,
bbrpa kali gtu,,selain sama bro agung, gw juga belajar bareng sama temen2 lain tentunya,,untuk mengasah otak..
jadi gw jg berterimakasih buat my bestpartner in crime hiakakaka cekidot fotonya
dari paling kiri itu ada Olivia, nama lengkap Olivia Sianturi..dari namanya jelas dy orang jawa..wkwk bukanlah, jelas2 itu Batak wkwk.. panggilan itu dek olip. paling pinter sebenernya,,anak gubernur Medan pula,,ckckck kurang apa cobaa haha :D
sampingnya si Oliv ituu ada Putri, nama lengkap sih Maritrana Putri..tapi kadang2 suka dipanggil marimerana putri,,hahaha gak ding, just kidiingg aja broow..seloow..nah dy jg anak pejabat tu,,pejabat di Madura.. ati2 sama doi,,salah dikit tak clurit sampean :D
yg paling depan itu mak itu,,,mak Nurul..asli Malaysia...bah..itu lebih2 lagi,,.suka duka bersama,,maklum..kita sekelompok terus selama koas,,hiakaka pokoknya jangan bkin ribut depan dia,,bisa pusing dy hahaha
kami ini sebelum sidang (walaupun jadwal beda2) selalu belajar bersama (ciee) hahaha
Lokasi: Kost Oliv
Gambar 1: masih nunggu yg pny kost malah blum balik -__- itu saking rajinnya sambil nunggu pun bljr wkwkkw
Gambar 2. narsis dlu bareng sblm beljar dimulai haha
Gambar 3. nah itu, dek olip udah mulai strees akhirnya ngomong sndiri sama kucingnye hiakakka
well, the day!
finally i got my tittle DRH (dokter hewan) atau biasa jg disebut DVM (Doctor of Veterinary Medicine)
berikut sedikit dokumentasi on my day! cekidot
ini ni penampakannya drh. Agung Sudomo xixixii |
nah..diatas itu ada my best partner in crime.. mba mput, dek olip, n ini mak nurul :D
Dua gambar diatas ini tim sukses gue... pkoknya iloveu pull deh guys...
bro wis, putra, bro sand, and bro rio..
kapan ngehedon lagi? hiakakaka
love u all,
drh. Monika Andriani
^.^
Minggu, 09 Februari 2014
Global animal welfare standard and the impact on the live export trade
Hai semuaa,,
uwooow jumpa lagi nih sama gw,,haha setelah benar2 sekian lama gak ngeksis di blog.
fuh, begitu banyaak hallll yang gw lewati hiks..susah sedih senang campur aduk.
maybe next time kalo ada ksempatan bakal gw ulas semua :)
kali ini gw mau bahas seminar yang kemarin gw ikutin dikampus,
FYI, status gw masih koas dan kalau lancar 1-2 bulan lagi bakal beneran jadi dokter hewan..hahaha aminlah,,tapi kalo udah jd dokter hewan apakah nama blog ini akan berubah atau gak yaa? haha sudahlah lupakan. belum juga jadi udah jauh bgt mikir kesana wkwkw
well, sebelumnya gw mau jelasin siapa pembicara di seminar ini, namanya adalah Dr. Leisha Hewitt. beliau pemerhati kesejahteraan dari Australi namun aslinya sih UK ceunah hehe ..
baiklah, tanpa babibu berikut reviewnya, check this out! :)
smoga bermanfaat ya :)
uwooow jumpa lagi nih sama gw,,haha setelah benar2 sekian lama gak ngeksis di blog.
fuh, begitu banyaak hallll yang gw lewati hiks..susah sedih senang campur aduk.
maybe next time kalo ada ksempatan bakal gw ulas semua :)
kali ini gw mau bahas seminar yang kemarin gw ikutin dikampus,
FYI, status gw masih koas dan kalau lancar 1-2 bulan lagi bakal beneran jadi dokter hewan..hahaha aminlah,,tapi kalo udah jd dokter hewan apakah nama blog ini akan berubah atau gak yaa? haha sudahlah lupakan. belum juga jadi udah jauh bgt mikir kesana wkwkw
well, sebelumnya gw mau jelasin siapa pembicara di seminar ini, namanya adalah Dr. Leisha Hewitt. beliau pemerhati kesejahteraan dari Australi namun aslinya sih UK ceunah hehe ..
baiklah, tanpa babibu berikut reviewnya, check this out! :)
Global
animal welfare standard and the impact on the live export trade
Dr. Leisha Hewitt
Animal welfare atau yang dikenal dengan kesejahteraan
hewan berkaitan erat dengan pemeliharaan hewan di peternakan dan transportasi
ke tempat pemotongan hewan. Dibeberapa negara seperti United Kingdom, Australia,
dan New Zealand perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan produk pangan asal
hewan seperti Mc Donald memiliki kepedulian dan inisiatif untuk melakukan
standar terhadap animal welfare salah satunya dengan membuat peraturan mengedai
standar gangway yang ideal bagi hewan-hewan di peternakan. Pengawasan terhadap
peraturan ini mulai diperkenalkan pada tahun 2011. Selain peraturan ini, sebenarnya
OIE juga telah lama memiliki standar mengenai animal welfare. Untuk memastikan
bahwa aturan-aturan berkaitan dengan animal
welfare telah diaplikasikan dengan baik dapat dimulai dengan pengawasan dan penelusuran hewan ternak sejak dari
peternakan, yaitu bagaimana pemeliharaan di peternakannya. Selain itu
dibutuhkan adanya audit independen yang dilakukan oleh pihak ketiga, di
Australia misalnya Sucofindo Sai Global.
Permasalahan mengenai kesejahteraan hewan berkaitan
dengan 5 aspek kesejahteraan hewan yaitu bebas dari rasa haus dan lapar dimana
air minum yang berikan pada hewan terbatas; bebas dari ketidaknyamanan; bebas
dari rasa sakit, luka, atau penyakit; bebas untuk mengekspresikan perilaku
normal terutama karena hewan tidak dapat berinteraksi social dengan sesamanya;
serta bebas dari rasa takut atau stres yang seringkali muncul saat proses
handling. Untuk mencapai 5 aspek kesejahteraan hewan tersebut dapat dimulai
dengan hal-hal berikut yaitu selalu menyediakan air minum (ad libitum),
menyiapkan kandang dan tempat istirahat dengan lingkungan yang nyaman sebelum
hewan dipotong, melakukan upaya pencegahan penyakit, rapid diagnosa dan
treatmen saat terjadi wabah, disediakan tempat atau fasilitas dan kesempatan
untuk berinteraksi dengan sesamanya. Stres merupakan kondisi dimana hewan
berhadapan dengan rasa sakit ataupun lingkungan yang tak nyaman. Stres dapat
menyebabkan turunnya imunitas tubuh sehingga mudah terserang penyakit,
menurunkan produktivitas, dan dapat menyebabkan kegagalan reproduksi.
Dalam pelaksanaan konsep animal welfare dibutuhkan
pemahaman mengenai design dari handling hewan dengan harapan dapat menurunkan
dampak dari stres. Lantai merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
agar dapat menurunkan resiko terslip
atau terjatuh karena dapat hal tersebut dapat menyebabkan kemungkinan
terjadinya luka. Handling sapi di kandang penampungan membutuhkan pencahayaan
yang baik dari bagian belakang.
Dalam video yang ditayangkan terlihat bahwa sapi
memiliki insting untuk berhenti bergerak saat ada sesuatu yang memiliki warna
kontras, yaitu dimana sapi sedang berjalan di suatu gangway dan ditengah jalan diberi
garis berwarna putih cerah (jalan di gangway berwarna abu-abu semen) sapi
tiba-tiba berhenti dan tidak mau bergerak sedikitpun untuk melewati garis
tersebut karena sapi menganggap garis tersebut seperti rintangan/halangan yang
berbahaya untuk dilewati. Namun saat garis tersebut dihapus dan diganti
warnanya menjadi senada dengan yang lain, sapi dengan ringannya melangkah. Dengan
adanya pemahaman mengenai hal ini, dapat menjadi salah satu inspirasi bagaimana
menghentikan dan menjalankan kembali rombongan sapi yang akan dipotong yaitu
dengan memodifikasi model kandang atau gangway sehingga tidak dibutuhkan kekerasan
dalam proses restrain, loading maupun unloading.
Dalam proses restrain hewan sebelum pemotongan harus
diperhatikan syarat-syarat berikut yaitu lantai tidak boleh licin, tidak boleh
berlaku kasar terhadap hewan dan tidak menggunakan benda-benda kasar,
diusahakan untuk menggunakan mesin yang bersuara keras untuk menurunkan
keributan yang dikeluarkan saat pemotongan, dan tidak menyentak atau melakukan
gerakan berpindah secara mendadak.
Dalam video juga dijelaskan mengenai zona-zona yang
ada disekitar hewan yang dapat membantu dalam handling hewan.
Melalui ilustrasi tersebut, digambarkan bahwa posisi
terbaik untuk memulai dan menghentikan pergerakan sapi adalah pada posisi di
wilayah yang berwarna hitam. Saat manusia berada pada wilayah tersebut hewan
akan bergerak seperti gerakan manusia, dan akan berhenti saat manusia juga
berhenti. Sedangkan apabila kita mendatangi hewan dari wilayah flight zone maka hewan akan melakukan
perlawanan dan justru berbalik arah. Namun jika kita berada pada wilayah blind spot hewan tidak akan merespon
apapun karena mereka tidak dapat melihat manusia saat berada diposisi tersebut.
Ilustrasi ini dapat menjadi inspirasi saat handling hewan sehingga tidak perlu
menggunakan kekerasan.
well, kurang lebih itu yg bisa gw sampaikan..sebenarnya ada banyak hal lagi yg bisa dibahas..cuman rasa-rasanya susah dituangkan lewat kata2 hehe. kalau mau lebih jelas, bisa buka link berikut :
berikut dokumentasi dari pembicaranya
smoga bermanfaat ya :)
salam Cadohe,
Langganan:
Postingan (Atom)