Minggu, 09 Februari 2014

Global animal welfare standard and the impact on the live export trade

Hai semuaa,,
uwooow jumpa lagi nih sama gw,,haha setelah benar2 sekian lama gak ngeksis di blog.
fuh, begitu banyaak hallll yang gw lewati hiks..susah sedih senang campur aduk.
maybe next time kalo ada ksempatan bakal gw ulas semua :)

kali ini gw mau bahas seminar yang kemarin gw ikutin dikampus,
FYI, status gw masih koas dan kalau lancar 1-2 bulan lagi bakal beneran jadi dokter hewan..hahaha aminlah,,tapi kalo udah jd dokter hewan apakah nama blog ini akan berubah atau gak yaa? haha sudahlah lupakan. belum juga jadi udah jauh bgt mikir kesana wkwkw

well, sebelumnya gw mau jelasin siapa pembicara di seminar ini, namanya adalah Dr. Leisha Hewitt. beliau pemerhati kesejahteraan dari Australi namun aslinya sih UK ceunah hehe ..

baiklah, tanpa babibu berikut reviewnya, check this out! :)



Global animal welfare standard and the impact on the live export trade
Dr. Leisha Hewitt

Animal welfare atau yang dikenal dengan kesejahteraan hewan berkaitan erat dengan pemeliharaan hewan di peternakan dan transportasi ke tempat pemotongan hewan. Dibeberapa negara seperti United Kingdom, Australia, dan New Zealand perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan produk pangan asal hewan seperti Mc Donald memiliki kepedulian dan inisiatif untuk melakukan standar terhadap animal welfare salah satunya dengan membuat peraturan mengedai standar gangway yang ideal bagi hewan-hewan di peternakan. Pengawasan terhadap peraturan ini mulai diperkenalkan pada tahun 2011. Selain peraturan ini, sebenarnya OIE juga telah lama memiliki standar mengenai animal welfare. Untuk memastikan bahwa aturan-aturan  berkaitan dengan animal welfare telah diaplikasikan dengan baik dapat dimulai dengan  pengawasan dan  penelusuran hewan ternak sejak dari peternakan, yaitu bagaimana pemeliharaan di peternakannya. Selain itu dibutuhkan adanya audit independen yang dilakukan oleh pihak ketiga, di Australia misalnya Sucofindo Sai Global.
Permasalahan mengenai kesejahteraan hewan berkaitan dengan 5 aspek kesejahteraan hewan yaitu bebas dari rasa haus dan lapar dimana air minum yang berikan pada hewan terbatas; bebas dari ketidaknyamanan; bebas dari rasa sakit, luka, atau penyakit; bebas untuk mengekspresikan perilaku normal terutama karena hewan tidak dapat berinteraksi social dengan sesamanya; serta bebas dari rasa takut atau stres yang seringkali muncul saat proses handling. Untuk mencapai 5 aspek kesejahteraan hewan tersebut dapat dimulai dengan hal-hal berikut yaitu selalu menyediakan air minum (ad libitum), menyiapkan kandang dan tempat istirahat dengan lingkungan yang nyaman sebelum hewan dipotong, melakukan upaya pencegahan penyakit, rapid diagnosa dan treatmen saat terjadi wabah, disediakan tempat atau fasilitas dan kesempatan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Stres merupakan kondisi dimana hewan berhadapan dengan rasa sakit ataupun lingkungan yang tak nyaman. Stres dapat menyebabkan turunnya imunitas tubuh sehingga mudah terserang penyakit, menurunkan produktivitas, dan dapat menyebabkan kegagalan reproduksi.
Dalam pelaksanaan konsep animal welfare dibutuhkan pemahaman mengenai design dari handling hewan dengan harapan dapat menurunkan dampak dari stres. Lantai merupakan hal yang penting untuk diperhatikan agar  dapat menurunkan resiko terslip atau terjatuh karena dapat hal tersebut dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya luka. Handling sapi di kandang penampungan membutuhkan pencahayaan yang baik dari bagian belakang.
Dalam video yang ditayangkan terlihat bahwa sapi memiliki insting untuk berhenti bergerak saat ada sesuatu yang memiliki warna kontras, yaitu dimana sapi sedang berjalan di suatu gangway dan ditengah jalan diberi garis berwarna putih cerah (jalan di gangway berwarna abu-abu semen) sapi tiba-tiba berhenti dan tidak mau bergerak sedikitpun untuk melewati garis tersebut karena sapi menganggap garis tersebut seperti rintangan/halangan yang berbahaya untuk dilewati. Namun saat garis tersebut dihapus dan diganti warnanya menjadi senada dengan yang lain, sapi dengan ringannya melangkah. Dengan adanya pemahaman mengenai hal ini, dapat menjadi salah satu inspirasi bagaimana menghentikan dan menjalankan kembali rombongan sapi yang akan dipotong yaitu dengan memodifikasi model kandang atau gangway sehingga tidak dibutuhkan kekerasan dalam proses restrain, loading maupun unloading.
Dalam proses restrain hewan sebelum pemotongan harus diperhatikan syarat-syarat berikut yaitu lantai tidak boleh licin, tidak boleh berlaku kasar terhadap hewan dan tidak menggunakan benda-benda kasar, diusahakan untuk menggunakan mesin yang bersuara keras untuk menurunkan keributan yang dikeluarkan saat pemotongan, dan tidak menyentak atau melakukan gerakan berpindah secara mendadak.
Dalam video juga dijelaskan mengenai zona-zona yang ada disekitar hewan yang dapat membantu dalam handling hewan.


Melalui ilustrasi tersebut, digambarkan bahwa posisi terbaik untuk memulai dan menghentikan pergerakan sapi adalah pada posisi di wilayah yang berwarna hitam. Saat manusia berada pada wilayah tersebut hewan akan bergerak seperti gerakan manusia, dan akan berhenti saat manusia juga berhenti. Sedangkan apabila kita mendatangi hewan dari wilayah flight zone maka hewan akan melakukan perlawanan dan justru berbalik arah. Namun jika kita berada pada wilayah blind spot hewan tidak akan merespon apapun karena mereka tidak dapat melihat manusia saat berada diposisi tersebut. Ilustrasi ini dapat menjadi inspirasi saat handling hewan sehingga tidak perlu menggunakan kekerasan.


 well, kurang lebih itu yg bisa gw sampaikan..sebenarnya ada banyak hal lagi yg bisa dibahas..cuman rasa-rasanya susah dituangkan lewat kata2 hehe. kalau mau lebih jelas, bisa buka link berikut :

berikut dokumentasi dari pembicaranya



smoga bermanfaat ya :)

salam Cadohe,