Kamis, 30 Mei 2013

Pemburuan parasit :D

hellow blogger..
                                whats up?hehehe

yak, finally setelah selesai di lab diagnostik bagian bakteriologi dan virologi,,, masih di lab yang sama tapi sekarang di bagian diagnostik parasit meliputi endoparasit dan ektoparasit..

and you know what??
as usual, like another lab, kami harus mencari sampel sendiri..preparir sendiri, sampe identifikasi sendiri,,,hehhe
dan di lab ini jg kami harus berburu sampel hehe..

So..
kemarin gw n tim mencari sampel di CIKAMPAK, deket2 kampus sehh..tp kearah gunung salak gituuu..
hmmm..ternyata tempatnya gede juga,,jd lengkap gitu,,
ada kuda, sapi, kerbau, ayam, angsa, dan kambing..
nah, gw kebagian cari sampel di kandang kambing,,hehe
jd tim gw ada 5 orang yaitu gw, k nurul, bg andrew, wyanda, dan lala..
so, kami pun bergegaslah pergi ke kandang kambing,,yg super bau itu,,haha
sambil membawa peralatan perang yaitu penangkap lalat, spoit plus jarum, objek glass buat bikin preparat ulas darah dan juga tabung utk nyimpen darah,,teruuss tdk lupa scalpel utk ngambil kerokan kulit dan plastik utk ngambil feses..dan juga..ohya,,ada killing jar..jd tabung/toples yg udah diisi ama kapas dan sianida utk membunuh caplak/kutu..
FYI, sampel endoparasit dan ektoparasit itu banyak,,dan diambil dari kerokan kulit (scabies), darah (preparat ulas darah utk berbagai protozoa), dan feses (melihat keberadaan cacing).
nah,,,disini kompetensi kami sebagai calon dokter hewan ditantang neh,,
dimana smua mahasiswa,,mau cew atau cow,,harus bisa ngambil darah sendiri,,bikin preparat ulas darah sendiri, handel sendiri,,ga boleh jijik atau takut sama hewan..hehe
dan asal lo tau,ga gampang lo ambil darah hewan,,yaa namanya jg hewan,,mana bisa diem sih?hehe emangnya manusia, disuruh diem lgsg diem? :D
makanyaaa gw agak2 bangga sih sama profesi ini hehehe..

back to the topic, akhirnya gw n temen2 tim berhasil mengumpulkan berbagai sampel..dan tidak lupa kami mencari kutu2 di kambing..banyak nget,,,:D
selain tim gw jg ada tuh yg ngambil di kuda sama sapi&kerbau,,
finally dapet smuaaa ^^
akhirnya kami pulang dan mulai buat preparat caplak..:D

nah,,hari ini kami mau ngerjain sampel feses..mau dilakukan serangkaian proses sampe akhirnya nemuin  cacing ataupun telurnyaa...
wish me luck, ya! ^^

Hav a nice day...

Selasa, 28 Mei 2013

Another tugas patologi :D

Jadi ceritanya sebelum nekropsi, kami ujian teori dulu,,nah,,kira2 inilah tugas yang diberikan dosen karena jawaban kami sepertinya kurang memuaskan hehehehhe..
semoga bermanfaat ^^



1. Cari perbedaan antara tumor ganas dan tumor jinak.
            Tumor atau yang biasa dikenal dengan neoplasia ialah massa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan jaringan normal, dan tumbuh terus menerus meskipun rangsang yang menimbulkannya telah hilang (Pringgoutomo 2002). Sel tumor mengalami transformasi karena sifatnya yang terus- menerus membelah. Hal ini berbeda dengan sel normal yang pembelahannya terkendali.
            Menurut Kusewitt dan Rush (2007), berdasarkan sifat biologiknya tumor dapat dibedakan menjadi tumor yang bersifat jinak (benign) dan tumor yang bersifat ganas (malignant). Adapun perbedaannya dirangkum dalam tabel berikut.
Karakteristik
Benign
Malignant
Differensiasi
Penampilan terdiferensiasi dengan baik, struktur menyerupai jaringan normal, terdapat sedikit atau bahkan tidak ada anaplasia.
Biasanya tidak berdiferensiasi dengan baik, struktur berbeda dan ada variasi dari anaplasia.
Kecepatan Pertumbuhan
Lambat, ekspansi progresif, jarang terdapat sel mitosis, jikapun ada merupakan sel mitosis normal.
Pertumbuhan lambat  sampai cepat, banyak terdapat sel mitosis, beberapa merupakan sel mitosis abnormal.
Invasi Lokal
Tidak terdapat invasi, pertumbuhan kohesif dan ekspansif, biasanya berkapsul.
Ada lokal invansi, pertumbuhan infiltrasi, biasanya tidak berkapsul.
Metastasis
Tidak ada metastasis
Seringkali terdapat metastasis.

            Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor terhadap jaringan asalnya yang terlihat dari gambaran morfologik. Proliferasi tumor menyebabkan penyimpangan bentuk, susunan, dan fungsi sel sehingga sel tumor tidak mirip dengan sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang terdiferensiasi dengan baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang tidak berdiferensiasi menunjukkan gambaran sel primitif dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya. Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi dengan baik, sedangkan tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai ke tidak berdiferensiasi.
            Tumor jinak biasanya tumbuh lambat, sedangkan tumor ganas cepat. Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas akan tumbuh lebih cepat dibanding tumor jinak.
            Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan menginfiltrasi, invasi, atau penyebaran yang jauh seperti pada tumor ganas. Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan-lahan maka biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan atau disebut dengan kapsul, yang memisahkan jaringan tumor dengan jaringan sehat disekitrnya. Tumor ganas tumbuh secara progresif, invasif, dan merusak jaringan sekitarnya (infiltrasi jaringan), sehingga seringkali tidak berbatas tegas dari jaringan sekitarnya.
            Metastasis adalah penyebaran tumor ke tempat lain, seringkali jauh dari tempat asalnya. Umumnya tumor yang lebih anaplastik, akan lebih cepat tumbuh sehingga kemungkinan terjadi metastasis lebih besar. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak tidak.
Pustaka :
Kusewitt DF, Rush LJ. 2007. Neoplasia and Tumor Biology. Dalam Pathologic Basis of Veterinary Disease 4th Ed. Missouri : Mosby Elsevier.
Pringgoutomo S, Himawan S, Tjarta A. 2002. Buku Ajar Patologi I (Umum) Edisi ke-1. Jakarta : Sagung Seto

2. Hubungan antara diabetes dan asidosis.
            Diabetes merupakan penyakit di mana kadar gula dalam darah meningkat yang sebabkan oleh adanya gangguan pada fungsi atau jumlah insulin dalam darah. Ketika terjadi diabetes, jumlah insulin dalam darah berkurang menyebabkan jumlah glukosa dalam darah yang memasuki jaringan juga akan berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan glukosa jaringan, maka terjadi proses glukogenesis dan glukoneogenesis. Akibatnya terjadi pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati. Badan keton bersifat asam, dan bila banyak bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik.
Pustaka:
Ressang, AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Denpasar: Team Leader IFAD Project

3. Sebutkan jenis-jenis shock dan patogenesisnya.
            Shock (shock) merupakan kolapsnya sistem kardiovascular karena dishomeostasis sirkulasi yang berkaitan dengan ketiadaan atau berkurangnya volume darah dalam sirkulasi (Mosier 2007). Shock terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.    Shock hipovolemik merupakan tipe shock yang paling umum ditandai dengan penurunan volume intravascular. Kondisi-kondisi yang menyebabkan terjadinya shock hipovolemik adalah kehilangan darah dikarenakan adanya hemoragi, atau karena kehilangan cairan tubuh akibat vomit, diare, atau terbakar. Ketika darah yang hilang mencapai 35%-45%, tekanan darah dan cardiac output dapat jatuh/kolaps secara drastis.
2.     Shock Kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Shock kardiogenik dapat disebabkan oleh infark miokardium, tachycardia ventricular, kardiomiopati, kerusakan katup, obstruksi aliran darah dari jantung (adanya emboli), atau disfungsi jantung lainnya.
3.    Shock maldistributif terjadi ketika volume darah secara abnormal berkurang dalam pembuluh darah perifer. Shock maldistributif dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis (syaraf) atau oleh pelepasan mediator kimia (sitokin)  yang disebabkan oleh situasi trauma, stres, hispersensitifitas sistemik akibat alergi atau dapat pula karena endotoksemia. Berbagai mekanisme yang menyebabkan terjadinya kondisi shock maldistributif dibagi menjadi 3 tipe :
            a. Shock Neurogenik
     Pada shock neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal, ketakutan, stres, dan kerusakan sistem saraf.
            b. Shock Anafilaktik
     Shock anafilaktik merupakan kondisi umum dari hipersensitivitas tipe I. Penyebab umum dari shock ini ialah adanya paparan terhadap alergen serangga atau tanaman, obat-obatan, atau vaksin.
            c. Shock Septik
     Shock septik adalah bentuk paling umum shock maldistributif yang berkaitan dengan maldistribusi darah. Pada kejadian shock septik, terjadi vasodilatasi perifer yang disebabkan oleh komponen dari bakteri atau fungi yang menginduksi pelepasan vascular dan mediator inflamasi secara berlebihan. Penyebab utama shock ini adalah endotoksin, yaitu LPS-complex dari dinding sel bakteri gram negatif.
Pustaka:
Mosier DA. 2007. Vascular Disorders and Thrombosis. Dalam Pathologic Basis of Veterinary Disease 4th Ed. Missouri : Mosby Elsevier.

Last day in Virologi & Bakteriologi ^^

Hallo blogger...
fuh,,akhirnya terlewati juga 12 hari di lab diagnostik bagian virologi dan bakteriologi.
senangnya hari ini terlewati.... ^^
and you know whaat???????!!!!!
tadi malam gw begadang semalaman n baru tidur jam 5 pagi, sementara jam 8 gw udah harus ada dikampus karena kunci lab ada di gw T.T
nasiiblaah nasib... :|
ga bisa bangun siang :(

jadi gini,
kami di lab ini kan terbagi menjadi bagian virologi dan bakteriologi.
nah, dari cerita2 gw kemarin itu kan gw pernah crita disuruh cari sampel sampel ke tempat antah berantah ituu yaitu di  daerah citaringgul dan ragunan..
akhirnya kan ketemu satu kasus menarik untuk dibahas dibagian virologi yaitu sampel bebek yang suspect AI.
nah, kebetulan dosen gw ini baru pertama megang atau membimbing anak koas karena beliau baru selesai kuliah diluar..jadi masih semangat-semangatnya dan berjiwa muda... :D
jadilah utk mengindentifikasi virus yang menyebabkan kematian tinggi pada bebek itu kami lakukan tahapan demi tahapan yang runut..

Dimulai dari pengujian sederhana seperti Haemaglutination (HA) dan Haemagglutination Inhibition (HI) suatu metode yang standar utk pengujian virus AI, dilanjutkan dengan penanaman / inokulasi suspensi virus ke telur embrio tertunas (TET) lalu dipanen cairan alantoisnya dan di cek rapid tes lalu dilanjutkan dgn teknik PCR. WOW banget kan dosen pembimbing kami, hehe boleh mengizinkan kami menggunakan alat PCR yang tentu saja ga murah dan juga izin utk akses ga mudah..

Akhirnya kami melakukan semua tahapan itu satu persatu...mulai dari mengambil sampel, mempersiapkan sampel, membuat sediaan RBC 100%, 50%, 5 % dan 1%, lalu semua serum dari bebek yg diduga AI di uji tantang dengan antigen dari 3 tempat dan juga terhadap vaksin tertentu..selanjutnya diukur titer antibodi terhadap antigen tersebut.. lalu diinokulasi ke TET tadi, lalu dipanen deh...cairan alantoisnya diuji cepat dgn uji aglutinasi utk mengetahui apakah mengandung virus yg dapat mengaglutinasi RBC..lalu diambil cairan alantoisnya utk di analisis dengan PCR.
Tahapan demi tahapan itu kelihatannya simpel,..
memang kalau dijalani sih asik n melekat banget di otak...karena smuanya menarik dan wow banget ternyata alat2 di kampus gw lengkap jg yaa hahaha slama ini ga pernah diliatin ke mahasiswa wkwkwkwk

Tapi bayangin dong,,untuk melakukan mikrotitrasi aja kudu antri karena pipet mikronya cuman 1..jadi utk melakukan metode HI aja butuh seharian sampe malem trus baliknya...begituu aja terus hampir setiap hari,,mana tiap orang kan menguji 3antigen+1vaksin trus melakukan inokulasi 2TET trus dilanjutkan pengujian2 lain..
beughhh rancakk bana deh hehehe asik karena smuanya kita jalani bareng2, jadi gw ga takut ketinggalan hahaha
pokoknya seru kok,,seru banget..!!! :D

Sebenarnya gw itu......
gw akuin gw begok banget di bagian ini,
apalah ituu arti titer, titrasi, antigen, antibodi, mikrotiter, serum, darah, aglutinasi, reaksi antigen-antibodi, dan blablablaa..
minggu2 pertama gw begok parah, yg lain ngemeng2 aing cuman dengerin aja,,huks,,dalam hati ingin menangis....dimana teman2 begajulan gw dulu huks :(
tp, whatever..apapun itu harus dilewatin dongg,,ya gak?? :D
akhirnya tiap malam gw bedoa,,mohon diberi kemudahan dan kesabaran dalam menjalani smuanya..
dan seee?? smuanya berjalan baik-baik saja, dan gw bisa melewati 2minggu disini dengan bekal ilmu yang banyak sampe2 kepala gw menguap ahaha..

balik ke laporan yg bikin gw tidak tidur semalaman,
jd bayangkan laporan itu yg berisi tahapan-tahapan tadi,,,dibuat perorangan cobaaa???!!
gila kan,,dan lo tau? dari cover,pendahuluan, sampe metode aja udah 20 halaman men...!!
dan gak cuman membahas tentang AI aja,,tp juga tentang penyakit IB (Infeksius Bronkhitis) karena sampel kami jg ada yang menguji penyakit itu..dobellah kerjaan..
mana gw ga ngerjain ttg IB, krn gw kebagian ttg AI, tapi yah gw tetep harus ngerjain dong...
walhasil sepanjang malam gw search,baca, dan tulis ulang smua informasi yang gw peroleh dari jurnal dengan kata2 gw sendiri..dan jujur, itu ga mudah sob! seperti lu mengarang lewat contoh tapi lu ga boleh sama dgn contoh itu...lu hanya boleh mengambil intisari nya aja..
and finally, thx Godlah,..kelar jg laporan gw.. \^,^/
malam ini gw mau tidur sepuasnya hahaha..

have a nice day guys!!!
this our memory, check it guys! :)

Bersama dosen pembimbing bakteriologi  ^^

Terimakasih Ibu.... :)

Bersama dosen pembimbing virologi

Thanks berat bu :)
Dibelakang kampussssss..... :D
 

Senin, 27 Mei 2013

Linimentum



PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam farmakoterapi dapat secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal. Umumnya bentuk sedian obat mengandung satu atau lebih senyawa obat/zat yang berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu. Dalam memilih bentuk sediaan obat perlu memperhatikan sifat bahan obat, sifat sediaan, kondisi penderita dan penyakitnya, harga, dll. Disamping itu perlu diperhatikan pula penulisan resepnya agar jelas dan lengkap ,sehingga tidak memberikan permasalahan dalam pelayanannya
Linimentum merupakan sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit. Bentuk sediaan linimentum dapat berupa emulsi, suspensi atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari zat aktifnya.
Sifat-sifatnya :
1.      Dipakai pada kulit yang utuh (tidak boleh adanya luka berakibat terjadinya iritasi) dan dengan caradigosokkan pada permukaan kulit.
2.      Apabila pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan pelarut alkohol.
3.      Linimentum dengan pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan untuk tujuan counter irritan sedang pelarut minyak cocok untuk tujuan memijat atau mengurut.Contoh : Linimentum salonpas ( untuk counteriritant)
 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah praktikan dapat membuat sediaan linimentum dengan takaran yang sesuai, mengetahui tata cara pembuatan linimentum dan penulisan resep linimentum.

 TINJAUAN PUSTAKA
Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau kental yang mengandung analgesik dan zat yang memiliki sifat rubefacient untuk menghangatkan, dan digunakan sebagai aplikasi topikal.
Sulfur praecipitatum atau belerang endap memiliki ciri-ciri warna kuning pucat, sangat halus tidak berbau, dan tidak berasa. Fungsi utama dari Sulfur praecipitatum adalah sebagai keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang efektif. Sulfur praecipitatum praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbon disulfide, sukar larut dalam minyak zaitun, praktis tidak larut dalam etanol.
Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih, lembut, memiliki rasa hambar, dan bau yang aneh berfungsi sebagai zat tambahan. Oleum cocos ini mampu membentuk busa putih, tidak diendapkan oleh garam, dan karena itu dapat digunakan dengan air laut. Busa akan terbentuk jika oleum cocos dicampur dengan air yang banyak, namun bila dicampur dengan air yang sedikit oleum cocos ini akan  menggumpal. Jika terpapar sinar matahari, oleum cocos ini akan menjadi tengik. Titik leleh berkisar dari 20 ° sampai 28 ° C (68 ° sampai 82,4 ° F.).
Oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Oleum ricini (minyak jarak) ini merupakan trigliserida yang berkhasiat sebagai laksansia. Di dalam usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam risinoleat yang merangsang mukosa usus, sehingga mempercepat gerak peristaltiknya dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis oleum ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15 sampai 30 ml), diberikan sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer (Anwar, 2000).
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Tetapi secara umum, gliserin merupakan nama dagang dari gliserol.
Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti :
1. Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan gliserol dan asam lemak.
2. Safonifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun
3. Transesterifikasi lemak dengan metanol menggunakan katalis NaOCH3 (sodium methoxide), menghasilkan gliserol dan metil ester
Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat splitting ini masih terkandung dalam air manis (sweet water). Kandungan gliserol dalam air manis biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin). Biasanya untuk pemurnian gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses, seperti:
1. Pemurnian dengan sentrifuse
2. Evaporasi
3. Filtrasi
Dalam Industri farmasi, gliserin digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain. Sedangkan dalam bidang kosmetik digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant, solven. Biasanya dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo and hair conditioners, sabun dan deterjen.
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di Sudan dan Senegal. Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa. Berat molekulnya antara 250.000-1.000.000. Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding hidrokoloidlainnya. Pada olahan pangan yang banyak mengandung gula, gum arab digunakan untuk mendorong pembentukan emulsi lemak yang mantap dan mencegah kristalisasi gula (Tranggono dkk,1991). Gum dimurnikan melalui proses pengendapan dengan menggunakan etanol dan diikuti proses elektrodialisis (Stephen and Churms, 1995). Menurut Imeson (1999), gum arab stabil dalam larutan asam. pH alami gum dari Acasia Senegal ini berkisar 3,9-4,9 yang berasal dari residu asam glukoronik. Emulsifikasi dari gum arab berhubungan dengan kandungan nitrogennya (protein).
Gum arab dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini juga tahan panas pada proses yang menggunakan panas namun lebih baik jika panasnya dikontrol untuk mempersingkat waktu pemanasan, mengingat gum arab dapat terdegradasi secara perlahan-lahan dan kekurangan efisiensi emulsifikasi dan viskositas.
Menurut Alinkolis (1989), gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi. Gum arab akan membentuk larutan yang tidak begitu kental dan tidak membentuk gel pada kepekatan yang biasa digunakan (paling tinggi 50%). Viskositas akan meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi (Tranggono dkk, 1991). Gum arab mempunyai gugus arabinogalactan protein(AGP) dan glikoprotein (GP) yang berperan sebagai pengemulsi dan pengental (Gaonkar,1995).
Hui (1992) menambahkan bahwa gum arab merupakan bahan pengental emulsi yang efektif karena kemampuannya melindungi koloid dan sering digunakan pada pembuatan roti. Gum arab memiliki keunikan karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya rendah. Karakteristik kimia gum arab berdasar basis kering dapat dilihat pada Tabel
Komponen Nilai (%)
Galaktosa                    36,2
Arabinosa                    30,5
Rhamnosa                   13,0 
Asam glukoronik         19,5  
Protein                         2,24
Sumber : Glicksman (1992)

MATERIAL DAN METODELOGI
Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sulfur praecipitatum, oleum ricini, oleum cocos, glicerinum, gom untuk minyak, gom untuk sulfur, aqua.
Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada paraktikum kali ini adalah timbangan, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, cawan porselin, gelas arloji, etiket warna biru, botol, selotip
Metode Praktikum
Botol dilakukan peneraan sampai 50 ml, kemudian diberi tanda. Selanjutnya timbangan dilakukan peneraan juga dengan dialasi kertas perkamen. Semua bahan ditimbang, dengan menggunakan sendok tanduk sulfur praecipitatum diambil sebanyak 3,0 gram, selanjutnya oleum ricini dituang langsung pada cawan porselin sebanyak 2,0 gram kemudian ditimbang dan dialasi kertas perkamen. Sebanyak 3,0 gram oleum cocos dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Begitu juga dengan, Gliscerinum, sebanyak 1,0 gram glicerinum dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Selanjutnya dengan menggunakan sendok tanduk, diambil gom untuk minyak dan gom untuk sulfur masing-masing sebanyak 2,5 gram dan 0,5 gram, kemudian ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Terakhir adalah aqua sebanyak 1 x gom ad 50 ml
Mortar kering dan bersih, disiapkan kemudian dimasukkan ol.ricini dan ol.cocos, diaduk homogen kemudian ditambahkan gom 2,5 g, dicampur sampai homogen. Aqua sebanyak 3,75 ml ditambahkan sekaligus diaduk cepat dan searah sampai terbentuk corpus emulsi (CE). Gliserin ditambahkan sedikit-sedikit pada corpus emulsi, diaduk perlahan. Air ditambahkan sedikit-sedikit, diaduk cepat searah sampai ada perubahan fase dari emulsi A/M menjadi M/A (lebih encer). Kemudian diencerkan dengan air 10 ml lalu diaduk, dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas dengan 5 ml air lalu dimasukkan ke dalam botol.
Mucilago dibuat lagi dalam mortar dengan cara, 0,5 g gom ditambah 0,75 ml air diaduk cepat dan searah sampai terbentuk mucilage, kemudian disisihkan. Sulfur dimasukkan dalam mortar, digerus lalu dicampur dengan mucilage, 5 ml aqua ditambahkan, diaduk sampai homogeny lalu dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas lagi dengan 5 ml air, dimasukkan ke dalam botol. Terakhir, botol ditutup.
 
HASIL


Gambar 1. Hasil pembuatan linimentum.
Sediaan obat yang dibuat pada praktikum ini adalah linimentum. Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket warna biru tanda bahwa sediaan ini adalah obat luar (topikal) dan pada kemasan diberi label kocok dahulu.

PEMBAHASAN
Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau kental yang mengandung analgetik dan zat yang memiliki sifat rubefacient untuk menghangatkan, dan digunakan sebagai aplikasi topikal.
Pada pembuatan sediaan linimentum ini, pertama yang dicampurkan adalah oleum ricini dan oleum cocos. Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih dan berfungsi sebagai zat tambahan. Sedangkan oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Kedua zat ini berbasis minyak, sehingga tidak dapat larut dengan zat aktif (sulfur praecipitatum) sehingga diperlukan zat pembawa yaitu gom. Pada penggunaan ini, gom arab digunakan untuk memperbaiki kekentalan atau viskositas (pengental), penstabil, dan pengemulsi.
Tahap selanjutnya yaitu penambahan air kemudian diaduk dengan cepat. Pengadukan yang cepat ini dilakukan agar dapat terbentuk corpus emulsi. Jika pengadukan kurang cepat maka sulit terbentuk CE dan larutan tidak menyatu. Setelah terbentuk CE, ditambahkan gliserin sedikit demi sedikit; aduk perlahan lalu tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk cepat searah sampai terjadi perubahan fase dari air dalam minyak menjadi minyak dalam air (lebih encer).
Langkah selanjutnya yaitu pencampuran air dengan gom hingga terbentuk mucilago. Mucilago merupakan masa yang kental seperti getah; termasuk serat yang larut air. Kemudian ditambahkan sulfur praecipitatum, 5 ml aqua; aduk hingga homogen. Larutan tersebut dimasukkan dalam botol dan  ditambahkan air sampai 50 ml. Setelah itu botol ditutup.
Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies, yang digunakan 3 x sehari dan digosokkan perlahan pada bagian yang sakit. Etiket yang digunakan yang berwarna biru dan pada kemasan diberi label kocok dahulu. Belerang endap (sulfur praecipitatum) dalam minyak merupakan sediaan yang aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau dan dapat menimbulkan iritasi.
Mekanisme belerang endap sebagai anti scabies yaitu saat linimentum yang mengandung belerang diaplikasikan, sulfur bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies.
Scabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit Sarcoptes scabiei. Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan agen penyebab scabies. Selain itu, kepekaan individu juga berpengaruh terhadap infestasi oleh agen.
Sarcoptes scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya daerah abdomen. Hewan terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggaruk atau menggosokkan pada benda keras. Rasa gatal tersebut timbul dari adanya allergen yang merupakan hasil metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu, adanya aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah tempat, juga dapat menyebabkan gatal. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. Nafsu makan hewan turun, dan pada akhirnya akan diikuti penurunan berat badan sehingga hewan akan tampak kurus.
 
KESIMPULAN
Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies. Zat aktif sulfur praecipitatum (belerang endap) bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies. Penggunaan linimentum ini digosokkan pelan-pelan pada bagian yang sakit.

DAFTAR PUSTAKA
[Anonim].The Role Of Dietary Fiber From Health Maintenance, Prevention And Therapy Aspects. Dalam Peran Serat Makanan (Dietary Fiber) hal. 45
Alinkolis, J. J. 1989. Candy Technology. The AVI Publishing Co. Westport-Connecticut
Gaonkar, A. G. 1995. Inggredient Interactions Effects on Food Quality. Marcell Dekker, Inc., New York
Hui, Y. H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. Volume II. John Willey and Sons Inc, Canada
Imeson, A. 1999. Thickening and Gelling Agent for Food. Aspen Publisher Inc, New York
Stephen, A. M. and S. C. Churms. 1995. Food Polysaccarides and Their Applications. Marcell Dekker, Inc, New York
Syamsuni H. 2006. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Jakarta: EGC
Tranggono, S., Haryadi, Suparmo, A. Murdiati, S. Sudarmadji, K. Rahayu, S. Naruki, dan M. Astuti. 1991. BahanTambahan Makanan (Food Additive). PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta